top of page

PT KP PRESS | Cukai Rokok Naik 12,5 Persen, Efektifkah Tekan Perokok Muda?




PT KP PRESS SURABAYA - Cukai rokok resmi naik hingga 12,5 persen per Februari 2021. Seiring pandemi COVID-19, langkah ini bertujuan meminimalkan risiko kematian akibat COVID-19 pada perokok, terutama kaum muda.

Ketua IAKMI Tobacco Control Support Center Sumarjati Arjoso menegaskan, pandemi COVID-19 perlu jadi pertimbangan besar dalam penggarapan kenaikan harga rokok beserta segala tindak lanjutnya untuk petani tembakau.


Pasalnya, angka konsumsi rokok yang tercatat konsisten meroket sejak 2019 bersamaan dengan merayapnya kasus COVID-19 adalah hal berbahaya.

"Dalam kondisi pandemi, alangkah sedih prevalensi (masyarakat) merokok tidak menurun, malah meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 terutama di kalangan anak-anak sehingga kita terancam untuk kehilangan bonus demografi," jelasnya dalam webinar "Implementasi Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Tahun 2021 dan Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan serta Pengawasan" Selasa (2/2/2021).


Sumarjati mengingatkan, risiko kematian akibat COVID-19 lebih besar bagi perokok, terutama yang sudah memiliki gangguan jantung. Adalah berbahaya jika hal ini menimpa kaum muda yang seharusnya bisa menjadi potensi bonus demografi di masa mendatang.


Kepala Subbidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Sarno turut menjelaskan bahwa di samping amanah Undang-undang tentang cukai, kenaikan harga rokok ini bertujuan menekan angka prevalensi konsumsi rokok oleh remaja usia 10 - 18 tahun.


Menurut data yang dipaparkan dalam webinar, prevalensi remaja merokok di Indonesia memang tak menurun, malah naik menjauh dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019.


Sumarjati menegaskan, jika ingin menurunkan angka konsumsi rokok oleh masyarakat terutama remaja, diperlukan pendampingan dengan metode lain dari sektor terkait. Pasalnya, menurunkan konsumsi rokok di Indonesia memang bukan hal mudah.


"Tidak hanya dari (kenaikan) cukai, semua harus komprehensif. Naik cukai perlu, kemudian larangan iklan rokok di kawasan tanpa rokok (KTR). Itu (iklan) penting sekali karena mendorong anak-anak remaja untuk merokok," tegasnya.


Bahaya rokok di tengah pandemi memang bukan kabar baru. Selain risiko kematian yang besar pada perokok dengan gangguan jantung dan paru-paru, penularan juga bisa terjadi melalui asap dan batang rokok. PT KP PRESS


Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS

2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS

detik.com

 

Comentarios


Contact

500 Terry Francois Street

San Francisco, CA 94158

​​

Tel: 123-456-7890

Fax: 123-456-7890

info@mysite.com

  • Black Facebook Icon
  • Black Twitter Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Google+ Icon

Name *

Email *

Subject

Message

Success! Message received.

© 2023 by Personal Life Coach. Proudly created with Wix.com

bottom of page