PT KP PRESS | 5 Fakta Demensia, 'Penyakit' yang Diidap Sean Connery Sebelum Meninggal

PT KP PRESS SURABAYA - Pemeran James Bond 007, Sean Connery, meninggal di usia 90 tahun. Istri keduanya, Micheline, mengungkap sang aktor mengidap demensia atau pikun.
Sean Connery meninggal dalam tidurnya ketika tengah berada di Bahama. Sebelumnya, tidak diketahui penyakit apa yang memicu kematian pria kelahiran Skotlandia tersebut.
Pada 2013, rumor memang menyebut Sean Connery mengidap Penyakit Alzheimer. Ini adalah salah satu penyebab pikun atau demensia yang paling umum ditemukan. Namun saat itu, rumor tersebut dibantah.
Demensia merupakan sekelompok gejala yang menyertai kerusakan fungsi otak, khususnya daya ingat. Anggapan bahwa pikun merupakan bagian normal dari penuaan adalah mitos, karena tidak semua orang mengalaminya.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta demensia.
1. Bukan penyakit
Demensia itu sendiri bukanlah penyakit, melainkan sekelompok gejala yang mencakup berkurangnya fungsi mengingat dan kognitif. Ada banyak penyakit yang bisa memicu demensia, salah satunya Penyakit Alzheimer. Seperti halnya penyakit lain, Alzheimer bisa dicegah sebelum memburuk.
2. Tak cuma menyerang lansia
Penting untuk dicatat, demensia bukan bagian normal dari penuaan. Lansia memang paling banyak mengalaminya, tetapi bukan berarti generasi muda tidak bisa mengalaminya. Diperkirakan ada 200 ribu orang berusia di bawah 65 tahun yang mengidap Alzheimer.
3. Alzheimer adalah salah satu jenis demensia
Penyakit Alzheimer dan pikun kerap dianggap sama, padahal tidak demikian. Tidak semua pikun atau demensia disebabkan oleh Alzheimer, meskipun penyakit ini merupakan salah satu jenis pikun yang paling banyak ditemukan. Ada jenis demensia lain seperti Lewy Body Dementia (LBD) seperti diidap aktor Robin Williams.
4. Bisa dihambat
Tanda-tanda awal demensia memang sering terabaikan, padahal mengenalinya sejak awal akan sangat membantu mencegahnya agar tidak semakin memburuk. Perubahan perilaku, misalnya jadi cepat marah, sering nyasar saat berkendara, bisa dicurigai sebagai tanda awal demensia.
5. Gaya hidup berpengaruh
Penelitian menunjukkan, olahraga rutin serta diet seimbang, dan tidak merokok, bisa menurunkan risiko demensia. Olahraga bisa membantu pembentukan pembuluh darah baru yang akan meningkatkan aliran darah ke otak. PT KP PRESS
Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com
Comments