PT KP PRESS | Dalam 7 Jam, Misi Dagang Jatim di NTB Capai Transaksi Rp 603 M

PT KP PRESS SURABAYA - Dalam rangka menguatkan perdagangan antar wilayah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Misi Dagang Jawa Timur ke NTB. Pertemuan yang dilakukan dalam waktu 7 jam ini mampu menghasilkan transaksi mencapai Rp 603 Miliar. "Dalam misi dagang kali ini omzetnya mencapai Rp 603 miliar lebih, bandingkan pada tahun 2017 baru mencapai 4 miliar. Dalam pertemuan antar pengusaha Jatim dan NTB selama 7 jam, transaksi bisa mencapai Rp 603 Miliar, ini hal yang luar biasa," kata Khofifah dalam keterangan tertulis, Rabu (30/10/2019). Menurut Khofifah, pertemuan yang di gelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Selasa (29/10/2019) itu membuktikan potensi perdagangan antar kedua provinsi tersebut begitu kuat. Adapun misi dagang merupakan fasilitas pemerintah untuk mempertemukan para pelaku usaha guna mengidentifikasi dan menyebarluaskan potensi produk perindustrian, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi. Tak hanya membuka misi dagang, kedatangannya ke NTB juga memiliki misi membangun sisterhood province dengan melancarkan misi dagang antar daerah. Sebagai bentuk implementasi sisterhood, kedua kepala daerah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja sama Pembangunan Daerah dalam rangka Pengelolaan Potensi dan Sumber Daya. "Kegiatan ini bisa menjadi new partnership antara Jatim dan NTB. Untuk Jatim, kita akan siapkan karpet merah dan karpet hijau. Seringkali terkait investasi, kita terlampau outward looking. Saya ingin mengajak kita juga melihat secara inward looking. Karena dari data kami, perdagangan dalam negeri Jawa Timur itu sangat signifikan," tuturnya. Melihat potensi yang dimiliki NTB, Khofifah langsung menawarkan kerja sama di bidang pertanian dan peternakan berupa jagung dan penggemukan sapi untuk swasembada daging dan protein hewani. Untuk bidang perternakan, Khofifah menawarkan tenaga inseminator dan tenaga pemeriksa kebuntingan dari Balai Besar Inseminasi Buatan, Jatim untuk memberikan pelatihan untuk peternak NTB. Khofifah juga menawarkan kerja sama terkait kerangka perhiasan untuk mutiara. Pasalnya Jatim memiliki industri perhiasan terbesar di Indonesia. "Masih banyak kerangka dari perhiasan yang berbasis mutiara di NTB masih diimpor, terutama untuk liontin, gelang dan cincin," imbuhnya. Melihat hal tersebut, Khofifah menilai harus ada pertemuan yang lebih fokus antara pelaku usaha perhiasan berbasis mutiara di NTB untuk melakukan business matching dengan perusahaan-perusahaan perhiasan di Jatim. "Jadi 49,5% kontribusi industri perhiasan Indonesia itu dari Jawa Timur. Maka temu kenal kebutuhan terutama kerangka perhiasan bagi industri mutiara di NTB bisa ketemu dengan pelaku-pelaku industri perhiasan di Jatim apakah berbasis emas, silver dan sebagainya. Memang seharusnya lebih sering pertemuan-pertemuan misi dagang seperti ini," jelasnya. Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah berharap bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk kerjasama NTB dan Jatim. NTB hidupnya sebagian besar dari pertanian, perkebunan, perdagangan, dan pariwisata. "Kami mendorong desa wisata, perkembangan pariwisata sejalan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya masyarakat desa. Nantinya, Kerjasama tidak hanya tertutup pada pertanian, peternakan dan perdagangan," pungkasnya. Merujuk ke data struktur perdagangan Jawa Timur, net ekspor perdagangan antar wilayah Jawa Timur lebih besar dibandingkan net ekspor perdagangan luar negeri. Sampai dengan semester pertama tahun 2019, net ekspor antar wilayah surplus sebesar Rp 44,98 triliun. Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi pasar dalam negeri bagi Jawa Timur lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. Selain itu, realisasi investasi Jawa Timur pada semester pertama tahun 2019 mencapai Rp 32,154 triliun. Angka itu didominasi oleh UMKM yang menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur di tengah perekonomian global yang dinamis. PT KP PRESS
detik.com