PT KP PRESS | Impor Daging Sapi Brasil Tunggu Rekomendasi Kementan

PT KP PRESS SURABAYA - Rencana impor 50 ribu ton daging sapi Brasil diprediksi bakal molor ke tahun 2020. Apa yang membuat impor daging sapi tersebut bakalan molor ke tahun depan? Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pihaknya hanya perlu menunggu rekomendasi teknis (rekomtek) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Jika rekomendasi turun, maka pihaknya dapat menerbitkan izin impor dan membuka proses lelang. "Rekomendasi tinggal tunggu prosesnya. Saya kan di ujung. Kalau semuanya sudah ada prosesnya, ya Kemendag otomatis. Kan prosesnya juga bisa lihat di online (situs INATRADE)," kata Enggar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019). Enggar mengatakan, jika rekomendasi tersebut belum turun, maka pihaknya tak bisa mengeluarkan izin impor. "Kalau rekomendasinya nggak keluar-keluar ya nggak akan mungkin dapat izin impor," ujar Enggar. Padahal, saat ini harga daging sapi cukup tinggi. Menurut data Info Pangan Jakarta, harga daging sapi tembus Rp 122 ribu per kilogram (kg). Maka dari itu, impor diperlukan untuk menekan harga. Enggar menegaskan, semua proses pengadaan impor bisa dilacak melalui INATRADE yang merupakan sistem layanan yang dikelola Unit Pelayanan Perdagangan sebagai perwujudan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). "Kan itu gampang tinggal lihat di online," tuturnya. Dalam pembagiannya, 50 ribu ton akan diimpor oleh tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni , Perum Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)/PPI, dan PT Berdikari (Persero). Bulog akan mendapatkan kuota impor 30 ribu ton daging sapi Brasil, PPI sebanyak 10 ribu ton, dan Berdikari sebanyak 10 ribu ton daging sapi Brasil. Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) memprediksi bahwa pengadaan impor daging sapi Brasil bakal molor ke tahun 2020. Ia menuturkan, pihaknya sudah memperoleh surat penugasan dari Kementerian BUMN dan sudah mengajukan rekomtek ke Kementan. "Sudah (ajukan rekomtek ke Kementan)," kata Buwas di Perum Bulog, Jakarta Selatan, (24/9/2019). Namun, rekomtek dari Kementan tersebut belum turun. "Ya belum (turun), tapi nanyanya sama sana. Kalau rekomteknya turun ya baru kita izin impornya ke Kemendag, kita ajukan lelang," ucap Buwas. Menurutnya, Bulog hanya bisa menunggu hingga rekomtek turun. Ia pun mengatakan, pihaknya tak akan memaksa dalam penerbitan rekomtek ini. "Kita nunggu, nggak boleh maksa. Karena penugasan ya terserah. Negara ngasih penugasan ya nggak boleh maksa," papar dia. Meski begitu, Buwas mengatakan saat ini memang dibutuhkan impor tersebut untuk menekan harga daging sapi di dalam negeri yang masih tinggi. "Ya kebutuhan ada, sesuai dengan kalkulasi. Kan kebutuhan iya, harga juga iya. Kita kan berpihak juga hitung harga. Coba sekarang daging sapi itu harganya nggak pernah turun, Rp 120.000/kg terus. Nah kalau ini (impor) berhasil turun, ya pasti harganya turun," pungkas dia. PT KP PRESS
detik.com