PT KONTAK PERKASA | Apple Watch Pernah Dianggap Produk Gagal, Kenapa?

PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Nama Jony Ive kondang berkat andil besarnya dalam mendesain produk-produk ikonik Apple seperti iPhone, iPod, dan iPad. Ia bahkan kerap disebut sebagai sosok terpenting ketiga dari perusahaan tersebut setelah Steve Jobs dan Steve Wozniak selaku para pendiri. Selain tiga produk yang disebutkan di atas, Jony diketahui juga bertanggung jawab atas gadget wearable dari vendor berlogo apel tergigit itu. Ya, sosok berambut jarang itu diketahui sebagai orang yang mendorong lahirnya Apple Watch sebagai miniatur dari iPhone. Awalnya, idenya tersebut banyak mendapat kritik dari para atasan. Satu perhatian utamanya adalah soal ukurannya. Mereka khawatir orang-orang tak mau beli karena perangkat tersebut tidak mampu mendukung aplikasi dengan baik melalui layar dan ukurannya yang kecil itu. Menariknya, pada akhir Tim Cook menyetujui gagasan dari Jony, sebagaimana kutip dari Phone Arena, Selasa (2/7/2019). Selama beberapa tahun setelahnya, ia pun fokus dengan proyek tersebut. Jony sendiri jadi sosok yang bertanggung jawab atas bentuk segi empat dari layar Apple Watch. Untuk mendukung bentuk perangkat tersebut, ia bekerja sama dengan para teknisi software hampir setiap hari agar bisa menghasilkan grid hexagonal dari aplikasi-aplikasi di dalam jam tangan pintar itu. Setelahnya, pertentangan kembali timbul. Kali ini soal bagaimana memosisikan Apple Watch di pasar. Jony sendiri beranggapan bahwa ini merupakan aksesori penunjang gaya busana penggunannya. Di sisi lain, perangkat tersebut dilihat sebagai perpanjangan dari iPhone. Untungnya, tiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Akhirnya, ada dua varian dari Apple Watch yang diluncurkan. Selain menjual varian standar dari jam tangan pintar yang terhubung dengan iPhone itu, perusahaan asal Cupertino, California, Amerika Serikat tersebut juga menyediakan Apple Watch berbalut emas dengan harga hingga USD 17 ribu. Menariknya, Apple Watch generasi pertama ternyata tidak menuai kisah sukses. Diperkenalkan pada 2015, ia hanya berhasil terjual sebanyak 10 juta unit sepanjang tahun pertamanya. Angka tersebut jauh dari ekspektasi Apple yang menargetkan penjualan sebesar 40 juta unit. Ironisnya, Apple Watch versi emas jadi yang paling besar kontribusinya terhadap buntungnya proyek wearable itu lantaran ribuan unitnya yang tidak terjual. Entah merasa bersalah dan perlu melakukan perbuatan menebus dosa, Jony dilaporkan mengajukan pengunduran dirinya dari tugas manajemen harian ke Tim Cook. Walau kisah awalnya tak semanis madu, seiring perjalanannya Apple Watch justru jadi salah satu gadget penting bagi Apple. Ia beberapa kali dilaporkan menjadi penyelamat nyawa penggunanya lantaran dapat memberikan alarm terkait anomali pada kondisi kesehatan pemiliknya. Generasi teranyarnya, Apple Watch Series 4, bahkan sudah punya sensor electrocardiogram (ECG). Sensor tersebut mampu mendeteksi terjadinya detak jantung yang tidak normal pada pengguna, atau kondisinya disebut sebagai fibrilasi atrial. Beberapa pihak mengklaimnya sebagai 'fitur penyelamat nyawa' lantaran fibrilasi atrial bisa mengarah ke stroke, penyakit jantung, hingga kematian. PT KONTAK PERKASA