PT KONTAK PERKASA FUTURES | Semakin Besar Motor, Dampak Kecelakaan Juga Semakin Besar

PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Semakin besar motor semakin besar pula tenaga yang dihasilkan. Di sisi lain semakin besar kemampuannya semakin besar juga risiko kecelakaan yang harus ditanggung. Mengendarai sepeda motor kecil kubikasi 100cc memiliki risiko fatalitas yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kecelakaan di atas motor 1.000cc jika keduanya mengalami kecelakaan tunggal. Satu faktor pembedanya sudah jelas bobot dari berbagai kubikasi yang ditawarkan oleh motor tertentu. Motor berkubikasi besar cenderung memiliki bobot yang jauh lebih berat di mana penggunanya bisa saja mengalami cedera parah hanya karena menahan bebannya saat terjatuh. "Dibutuhkan kontrol penuh mulai dari pengetahuan berat motor hingga penanganan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti motor mati, motor jatuh, motor bergerak lebih cepat dan lain-lain," kata Instruktur Rifat Driver Labs, Andry Berlianto saat dihubungi detikcom. Selain bobot juga Andry menambahkan kemampuan pengendara dalam mengendalikan kecepatan motor juga memiliki peran krusial. Ia menegaskan jangan sampai motor 'mengendalikan' pengendaranya. "Manusia mengendalikan motor, bukan motor yang mengendalikan manusia. Makin besar bobot hingga kubikasi kendaraan jelas berpengaruh pada tenaga yang akan dihasilkan. Disini muncul PR bagi pengendara untuk bisa menyesuaikan dan mengendalikan," papar Andry. Kurangnya kendali pengendara moge dapat berujung fatal seperti yang dialami oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Mohamad Irfan. Irfan mengalami kecelakaan tunggal saat turing di Afrika mengendarai motor petualang BMW R 1.200 GS yang beratnya mencapai 244 kg tersebut. PT KONTAK PERKASA FUTURES