PT KONTAK PERKASA | Hubungan Antara Australia dan China 'Renggang'

PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Upaya Australia untuk melindungi diri dari spionase telah memicu ketegangan dengan China, demikian pengakuan Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Komentar itu disampaikan setelah pemberitaan suratkabar The Australian mengutip mantan politisi Peter Costello yang menyebut hubungan kedua negara "tegang saat ini". Costella menyebut bahwa tidak ada menteri Australia yang menghadiri Forum Boao di Pulau Hainan, China. Forum ini diadakan setiap April, dan tahun ini Presiden Tiongkok Xi Jinping menggunakannya untuk menyampaikan pidato utama. PM Turnbull mengatakan rencana Pemerintah untuk melegislasi campur tangan asing telah memicu beberapa kesalahpahaman. "Jelas ada ketegangan dalam hubungan itu setelah pengajuan RUU tentang campur tangan asing," kata PM Turnbull kepada radio 3AW. "Tapi saya sangat yakin bahwa kesalahpahaman apapun akan diselesaikan." PM Turnbull membantah China menolak memberikan visa kepada menteri-menteri Australia. Dia mengatakan ada "kesalahan" pemberitaan UU Interferensi Asing Australia di beberapa media China. "Hubungan kami sangat dalam dan luas, tetapi dari waktu ke waktu ada perbedaan persepsi," katanya. "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan China. Saya secara teratur berkorespondensi dengan Perdana Menteri Li Keqiang dan Presiden Xi Jinping," ujarnya. "Kami memiliki hubungan yang sangat kuat dan terhormat dengan China dan seperti negara mana pun kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa pengaruh asing dalam politik kami dibuka dan dinyatakan," tambahnya. "Kita tidak menerima campur tangan asing dalam proses politik atau pemerintahan kami dan itu tidak ditujukan pada negara tertentu." The Australia mengutip Costello bahwa: "Kita melewati masa ini. Hubungan menegang selama masa PM Rudd dan kami berhasil menutupi semuanya. Tegang lagi saat ini dan saya berharap kita berhasil memperbaikinya lagi." Turnbull mengakui ada "derajat ketegangan dalam hubungan" karena RUU tersebut namun ia membela perlunya undang-undang itu. "Pemerintah Australia perlu memastikan hanya warga Australia yang mempengaruhi proses politik kami. Jika orang asing berusaha mempengaruhinya mereka harus melakukannya secara terbuka dan transparan," katanya. Sementara itu Pemimpin Partai Buruh Bill Shorten mengatakan belakangan ini hubungan dengan China "lebih banyak turbulensinya". Menteri Perbendaharaan Negara (Treasurer) Scott Morrison mengatakan memandang remeh hubungan dengan China tidaklah membantu. Dia menyebut jumlah mahasiswa China di universitas Australia serta China adalah mitra dagang terbesar Australia. Awal tahun ini, pejabat Departemen Luar Negeri Frances Adamson mengakui adanya kesulitan dalam hubungan dengan China. Namun dia mengatakan kepada Senat bahwa kedua negara sedang berusaha melewati perbedaan. "Kita akan melalui periode dimana ada beberapa masalah yang rumit dan sulit tetapi kami berusaha melaluinya," katanya. Awal pekan ini, PM Turnbull menanggapi laporan bahwa China mungkin membangun pangkalan AL di Vanuatu. Dia memperingatkan bahwa Australia mengkhawatirkan hal itu. Dia mengatakan Vanuatu telah meyakinkan Australia bahwa China tidak mengajukan permintaan untuk meningkatkan pelabuhan di negara itu menjadi pangkalan AL China. PT KONTAK PERKASA Baca juga artikel lainnya 1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA 2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA 3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA 4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA 5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA 6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA 7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA Sumber : news.detik