PT KONTAK PERKASA FUTURES | Suu Kyi Akhirnya Buka Suara soal kondisi Rohingya saat ini

PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Setelah dikecam oleh dunia, pemimpin defacto Myanmar, Aung San Suu Kyi, akhirnya buka suara mengenai kondisi di Rakhine, di mana kekerasan militer terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya masih terus terjadi. Suu Kyi yang selama ini bungkam, akhirnya melontarkan pernyataannya mengenai konflik di Rakhine saat berbicara dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, melalui sambungan telepon. "Kami sangat paham bagaimana rasanya ketika hak asasi dan perlindungan demokrasi dirampas. Jadi, kami memastikan semua orang di negara kami terlindugi haknya. Tak hanya secara politik, tapi juga sosial dan kemanusiaan," ujar Suu Kyi. Namun dalam perbincangan tersebut, Suu Kyi juga mengatakan bahwa kini, banyak informasi salah yang beredar. Informasi itu diedarkan untuk mendukung "kepentingan teroris." eroris yang dirujuk oleh Suu Kyi adalah kelompok bersenjata Pasukan Keselamatan Rohingya Arakan (ARSA). Mereka menyerang sejumlah pos polisi dan satu pangkalan militer di Rakhine pada Jumat lalu. Serangan ini memicu bentrokan antara militer Myanmar dan Rohingya. Burma Human Rights Network (BHRN) melaporkan, militer tak hanya menghincar ARSA, tapi juga membantai orang Rohingya yang tak terkait dengan serangan itu. Sejak bentrokan pecah, setidaknya 400 orang tewas dan diperkirakan akan terus bertambah. Namun menurut laporan BHRN, Myanmar terus menutupi konflik ini sehingga warga di Rakhine terperangkap dalam kesengsaraan. Meski demikian, Erdogan mengatakan bahwa Myanmar kini telah membuka akses bantuan dari negaranya menuju Rakhine. Sementara itu, sekitar 125 ribu orang Rohingya melarikan diri dari Rakhine ke berbagai tempat, terutama ke Bangladesh. Akibatnya, terjadi lonjakan pengungsi di Bangladesh yang sebelumnya saja sudah menampung 400 ribu imigran Rohingya. Bangladesh pun terpaksa mengusir orang Rohingya yang datang, membuat nasib mereka kini terkatung-katung. PT KONTAK PERKASA FUTURES